Sampai suatu hari ada family gathering kantor suami, keluar kota. Karena posisi suami lumayan, kami boleh bawa keluarga. Di situ pertama kalinya aku melihat seperti apa lingkungan kerja suamiku.
Sebagian besar adalah perempuan. Usianya relatif lebih muda. Dan yang bikin aku agak kaget, mereka sangat merawat diri.
Penampilan rapi, tubuh proporsional, energinya fresh. Bahkan yang seumuran kami pun masih terlihat lebih muda karena gaya hidup dan perawatannya.
Aku datang dengan mindset:
“Yang penting rapi dan sopan.”
Dandanan standar ibu rumah tangga pada umumnya. Dan… jujur bun, disitu mulai muncul rasa gak nyaman.
Suami setiap hari berada di lingkungan yang isinya perempuan cantik, percaya diri, dan terawat... Sementara aku selama ini merasa cukup dan gak pernah mikir untuk upgrade diri.
Ada satu momen yang makin bikin aku kepikiran: Seorang perempuan muda, yang gesturnya ke suamiku beda. Bukan flirty, tapi cukup buat bikin hati gak nyaman. Dan anehnya, sikapnya ke aku juga beda.
Rekan kerja suami lainnya ramah, menyapa… tapi dia justru menghindar. Mungkin ini cuma insecure. Mungkin cuma perasaan yang berlebihan. Tapi sejak saat itu, aku sadar satu hal:
Dalam hubungan, bukan soal harus kurus atau cantik. Tapi soal menjaga kepantasan sebagai pasangan. Jangan sampai terlalu jomplang.